Survival kit, untuk menghadapi 100 hari pertama sebagai single parent
Kehilangan separuh jiwa, secara paksa atau suka rela, tetap meninggalkan rasa sakit dihati. Untuk yang sudah memiliki anak, fase hidup baru kembali dimulai, sebagai single parent.
Banyak yang oleng ketika harus menjadi single parent, sebagian besar limbung karena masalah kelelahan mental. Lelah fisik, merasa sendirian, lelah otak, menggiring pada kelelahan mental akut.
Kelelahan mental yang akut, ujungnya suka pada ajaib gitu beb. Ada yang shut down, ngga mau ngapa ngapain, karena langit terasa runtuh. Ada yang buru buru cari pasangan dengan harapan segera mengisi kekosongan atau cari partner untuk mengurus anak anak, asal ada aja.
Ada yang berlarut larut dalam kesedihan, tidak sanggup berdiri walau segala daya dan upaya sudah dikerahkan, sakit ini terlalu dalam, kehilangan ini begitu menyakitkan, jangankan mengurus anak anak, mengurus diri sendiri pun sangat kesulitan.
Peluk erat untuk semua yang sedang ada difase ini….I know how it feel.…kita menghadapi rasa sakit yang tidak terbayangkan sebelumnya, kita menghadapi ketakutan yang tidak pernah kita sangka…ternyata ada di dunia ini. Gilaakkk…
Gue sendiri setelah melalui masa berkabung yang panjang, menyadari bahwa ada hal penting yang harus diusahakan ADA, ketika status kita berubah dari couple menjadi single fighter.
Ada beberapa yang bisa gue ingat :
1. Sajadah
Gelar sajadahnya beb, sujud lebih lama, minta sebanyak banyaknya, ngadu sepuasnya, nangis sejadinya, jangan berkecil hati, jangan berputus asa dengan rahmat Allah (ngomong sih enak jangan kecil hati, jangan putus asa hahahaha, realisasinya ngesoooddd)
2. Support system
Mulailah mencari dan mempertahankan teman terbaik. Bisa teman lama, pengajian, perkumpulan hobby, komunitas, berkomitmenlah untuk saling support. Ini sangat membantu beb. Cuma perlu diinget, support system ini untuk saling mendukung agar hidup lebih stabil, bukan menyerahkan masalah kita pada mereka.
3. Jurnal Perasaan
Mulailah menjurnal perasaan kita beb, jujur dengan apa yang kita rasakan, apa yang kita takutkan, apa yang kita inginkan, jujur seeejujur jujurnya. Hadapi dan lalui masa berkabung ini dengan gagah berani. Menangislah secukupnya, berdukalah secukupnya, merasa bersalah lah secukupnya, kesepianlah secukupnya, marahlah secukupnya. Nikmati semua prosesnya, semoga Allah memudahkan dan menyembuhkan hati kita beb
Peluk erat….kita bisa melalui semua ini beb, insyaAllah bisa
4. Bantuan tenaga ahli
Jangan ragu untuk mencari bantuan tenaga ahli beb. Kalau lo merasa tidak sanggup melanjutkan hidup, merasa ini terlalu berat, jangan ragu untuk mencari bantuan.
Bukan aib, bukan hal memalukan beb, justru itu keputusan terbaik, bentuk dari semangat hidup dan keinginan kita untuk mencintai diri sediri.
Semoga bermanfaat. Peluk erat dari sini…
Pada saat ini, supporting system memang sangat efektif dan berguna untuk meringankan permasalahan. Setidaknya kita punya teman, atau saudara yang siap membantu untuk menghadapi permasalah tersebut. Kita tidak sendirian, banyak orang orang baik yang akan bantu kita.
Semangaat :))
Atuh ternyata menjalani single parent ada ‘target’ seperti kabinet yang baru di angkat ya? Baiklah. Nuansa positive thinking dari bahasan survival kids untuk 100 hari pertama jadi single parent ini terasa banget dan recommended pisan untuk mereka single parent dan ‘single condition’ yang meyakini, hidup mesti dilanjutkan. I admire you mak. Turut berduka cita ya
tenkyuuuuuuu, kapan kkita ngopi nih hahahhaha
indeed….penting banget itu support system, biar tetep waras, ajeg, dan ga halu….
makasih yaaakk udah mampir
Jurnal perasaan. Katanya itu aku juga perlu lakuin deh.
Karena terlalu banyak rasa yang rasanya susah aja buat ungkapin langsung
bikiiiinnnnnn hahahahha, siapin kresek sapa tau gumoh hahahha
Jujur sama perasaan sendiri ternyata bisa bikin lega ya, Mak. Survival kitnya mantap nih. Peluk erat buat para single parent!
Sebelumnya aku ikut berduka atas kehilangan pasangannya ya kak, selalu semangat. Allah selalu bersama kita kok. Survival kit, untuk menghadapi 100 hari pertama sebagai single parent, yang dilakukan kk bener banget sajadah tempat kita selalu mengadu tanpa malu, nangis sejadi2 nya ya disini.komunitas atau teman itu hanya sebagai salah satu aja ya kak, jangan semua2 juga diceritakan. Kalau yg tadinya berdua jadi sendiri, tp kan udah ada anak yg harus diperhatikan. Ya kembali lagi sie kak bahwa semua ada proses sendiri, berdua, sendiri lagi . Kan memang begitu kehidupan kita juga akan kembali kepadaNya sendiri. Semoga kaka dan anak2 kk selalu diberi nikmat sehat bahagia, rezeki yang cukup ya kak. Semangat kk.
makasih ya supportnya…ini berarti banget buat gue…semoga Allah juga memudahkan urusan urusan lo beb…makasih udah nyempetin mampir
Mantap ya survival kit-nya, bisa jadi inspirasi buat kasih tips buat yang lain..
Suka sama kata-kata di tips tentang support system, yang intinya buat saling mendukung tapi bukan menyerahkan masalah ke orang lain..
Aku pribadi ngeliatnya ada konsep balancing disitu..
Nice sharing!
waaakkk tengkyu udah mampir, balancing…bener banget ini, dari beberapa kasus, banyak yang putus asa dengan kondisi hidupnya
sampe sampe ketika menemukan support system, lupa kalo masalah ini harus diselesaikan bukan dialihkan….it happen to me too hahahaha, dulu maunya langsung bahagia gitu wkwkwkwk
Terima kasih atas tipsnya, mamak. Ini akan saya share ke sahabat saya yang sedang mengalami ini bulan lalu. Sampai sekarang selalu bilang kl perasaan “embuh” masih menyelimuti dirinya. Nggak mau keluar rumah, anak2 sekolah/les nggak mau nganterin. Bahkan anak pertamanya yang mau tanding tenis meja merengek minta dilihatin mamanya juga nggak bergeming. Semoga tips nya bermanfaat.
sama samaaaa semoga bermafaat buat temennya, kalo butuh support system, ada beberapa podcast yang mungkin bisa bermanfaat buat temennya beb
semoga Allah mudahkan urusannya, makasih banget udah mampir ya
Turut berduka ya Mba, terima kasih juga udah mau berbagi tips tentang survival kit menjadi single parent pada khususnya dan meniti hidup bagi orang yang kehilangan orang terdekat pada umumnya. We strong when we keep support each other. Virtual Hug!
biiigggg huuugg, terima kasih banyak sudah berempati dengan kondisi ini…have a good life beb…barokallah
Tulisan mbak kyk bersuara. I can feel it, mbak. Salut banget sama mbak yang tetap semangat di dalam naik turunnya hari-hari mbak, dimana andai aku dalam posisi itu mungkin aku akan shut down, nangis, dan ga ngapa2in. Peluk erat dari sini
aaakkkk tengkyu, peluk eraaaatt….have a good life beb, makasih banget udah mampir
Sebetulnya ini survival kit bukan cuma untuk yang single parent ya, buat yg kena depresi lain juga bisa nih
gue juga berharap begitu, thanks God, sekarang orang orang lebih aware tentang mental health. makasih udah mampir yak
Semangat mbak, turut berduka cita ya dan terima kasih sudah berbagi survival kitnya. Sepertinya bisa aku terapkan juga nih kalau aku pas lagi down
semoga bermanfaat beb, makasih yak udah mampir
Artikelnya aku terusin ke bunda aku mak. Bunda sepertinya butuh cerita ini biar ikhlas ditinggal ayah. Kalau hanya anaknya yang menguatkan akan susah sepertinya. Dianggap belum pernah lewatin kan. Semoga survival kita hadapi 100 hari pertama single parentnya bermanfaat untuk pembaca. Melimpah selalu rezeki untuk mamak.
big hug buat lo sama bunda bebbb…..semoga Allah mudahkan ya. makasih udah mampir
Sending u a virtual hug! Kalau baru kehilangan seseorang support system sangat diperlukan, cari lingkungan yang benar2 bisa membantu paling tidak mengalihkan perhatian dari kesedihan.
Keep strong, Mak! U deserve to be happy.
bighuuugggg….makasih yaaa, have a good day bebbb, love you
Semangat mbak masih ada asa yang menanti. Berduka secukupnya, Menangis seperlunya sy setuju dng statement itu..krna life must go on..peluk juga dari sini..salam..
hidup terus berjalan dan kita juga gak akan mungkin cuma diam dengan kesedihan yang berlarut, apalagi udah ada anak yang butuh support system kita juga.. makasih mba buat tips survival kitnya, tipsnya sangat bermanfaat banget mba buat siapapun yang lagi down
setuju, anak anak berhak mendapatkan orangtua yang selayaknya no matter what, makasih udah mampir beb
setuju, anak anak berhak mendapatkan orang tua yang selayaknya, dalam kondisi apapun….have a good day beb, makasih udah mampir
Aku setuju banget saat lagi sedih kita harus mencari lingkungan yang positif. Karena pastinya kita gak bisa melewati masa sulit sendirian . Dan aku juga setuju support system digunakan saling mendukung bukan berpasrah dan menyerahkan masalah kita pada orang lain.
Aku jadi ingat sama perkataan temenku. Dia bilang, sedih boleh tapi nyerah jangan. Semangat ya Mba Nani 🙂
Peluk, Mak…
Buka lebar sajadah setuju aku, curhat sepuasnya pada-Nya. Tetap tegar di depan anak kita dan setuju support system itu perlu. cuma pintar-pintar juga pilihnya. Terkadang baik di depan, nyinyir di belakang, ye kan!
Apapun, keep strong…Ada anak yang mesti kita asuh sepenuh cinta. Ada jalan indah terbentang untuk kalian di depan sana. Aamiin
Aku terharu bacanya. Seperti membayangkan kembali kisah saat kedua orangtuaku berpisah dan aku hidup berdua dengan mama. Uunnchhhh..
Peluk erat untukmu beb.
big huuuugggg…..keren nyokap lo beb, lo jadi keren seperti sekarang pasti atas kerja keras beliau
*salim sama mama
Wah! Survival kit, untuk menghadapi 100 hari pertama sebagai single parent. Andai ibuku dulu udah tau ini. Baca bagian sajadah auto berkaca-kaca. Ingat perjuangan Ibu di tinggal ayah saat saya umur 16 bulan. Menjadi single fighter sampai sekarang. Meski kadang jadi bias dalam menentukan peran Ibu dan Ayah.
Wah! Survival kit, untuk menghadapi 100 hari pertama sebagai single parent. Andai ibuku dulu udah tau ini. Baca bagian sajadah auto berkaca-kaca. Ingat perjuangan Ibu di tinggal ayah saat saya umur 16 bulan. Menjadi single fighter sampai sekarang. Meski kadang jadi bias dalam menentukan peran Ibu dan Ayah.
salut untuk para single fighter!!
waaaahh ibunya perempuan yang kuaaddd….salim sama ibu.
penting banget itu menghadirkan sosok ayah dalam keluarga, PR besar juga buat gue, jadi harus belajar lebih banyak lagi inih
makasih idenya ya hahahhaha
Gelar sajadah.. bener banget ya kak.. di depan yang Maha Besar tuh kita bisa ngomong apa aja. Cerita apa aja. Minta apa aja. Kadang kita sering lupa soalnya buat inget kalo ada yang selalu mau dengerin kita tanpa nge judge. Kalo Allah tuh kangen sama hambanya tapi hambanya suka lupa.
setuju, dalam perjalanan ini gue menyadari udah kelamaan maen…nyasar kejauhan, Allah kangen…makanya dikasih masalah yang bisa bikin kita balik padaNya. makasih yaak udah mampir
Survival kits ini seperti bisa dipakai disegala situasi deh.
Dan dari segala situasi yangnkita hadapi hanya satu tempat untuk kembali yaitu Allah SWT. Baik untuk mengadu maupun bersyukur.
Salut sama yg bisa survive dengan status single parent…menginspirasi sekali kak…tetap semangat dan kuat ya..ga bisa koment bnyk saking terharu baca nya..
makasiiihhh beb
Sebelumnya turut berduka cita, semangat terus mbak. Terima kasih untuk sharing Survival kit, untuk menghadapi 100 hari pertama sebagai single parent. Tulisannya sangat bermanfaat.
makasih bebbb
Makkkk peluk siniii. Beberapa hari belakangan ini aku mengikuti berita kematian suaminya BCL, I dont know them in person but ntah gimana aku ngerasain banget apa yang BCL rasakan. Dunianya pasti jadi runtuh huhu.
Semoga mereka, siapapun dia yang sedang berjuang selalu diberi kekuatan 🙂
tetiba merasa apa yang sedang aku hadapi tak ada apa2nya. Tetiba merasa ingin meluk mamak rempong ini.
Aku suka dengan kata2 yang “Hadapi dan lalui masa berkabung ini dengan gagah berani. ”
dan, aku rasanya ingin mencuri tips menulis jurnal untuk memperbaiki hidup saya. 🙂
Survivel kit, salah satunya sajadah ya mak. Syukurlah mak udah melewati semua. Kebayang banget beratnya kondisi mak pas baca ‘jangankan mengurus anak, mengurusdiri pun serasa ga sanggup.’
Masha Allah, aku terharu bacanya kaya lagi flashback pas bokap meninggal. Nyokap super duper kuat buat ngadepin ujian kami. Survival kit paling utama sajadah bener mbak, buat tempat mengadu sejadi-jadinya sama Allah.
Thanks mbak sudah berbagi cerita.
Gapaham sih rasanya Mak, tp pas baca ini berasa bgt tiap kata mengandung kekuatan yg bisa ngepush semangat buat yg mengalami juga. Salut!
Ujian tak pernah tertukar Mbak..insyaAllah Mbak strong dan mampu..serta dimampukan. Bersabar…Memang beraat..tak semudah ngomonginnya..wkwk.. tapi yg berat itu balasannya surga..insyaAllah…setelahnya, tinggal terus ikhtiar dan berserah..lalu menjalani hari2 dengan gembira lagi..ya Mbaak..big hug for you…
biiiggg hug for you toooo…..makasih supportnya beb
Aku terpana sama gaya nulisnya Mak, masalah yang cukup pelik, being a single parent bisa dihadirkan dengan gaya bahasa yang santai dan memang betul kita harus menemui ahli atau psikolog.
bebbb……
Mama saya seorang single mom dengan 4 anak dan memang bener, 100 hari pertama adalah masa-masa sulit dimana perlu dukungan orang-orang terdekat agar fokus dan tujuan hidupnya bukan lagi ke belakang, melainkan ke depan. Kata-kata yang saya ingat dari mama saya adalah, lebih baik membuang satu bagian yang terinfeksi daripada mengorbankan 4 bagian lainnya yang masih sehat.
waaahhh….salim sama mamanya moses. pasti sulit sekali waktu memutuskan itu…
perlu kewarasan dan keberanian tingkat dewa. drop my regard forher beb…she is warrior
setuju mom! support system is a must :’) semangat ya mom, stay happy!