Hit enter after type your search item

Mental Health – Motherhood – Lifestyle

Petualangan Sherina

/
/
/
73 Views

Tahun 2000, ditengah tengah perfilman Indonesia yang penuh dengan pocong, kuntilanak, atau gairah asmara, hadir film PETUALANGAN SHERINA, asli…itu seperti oase banget.

Gue di Semarang waktu itu, masih kuliah di Undip semester berapa ya hahahah lupa. Jauh jauh hari kita janjian mau nonton barengan. Susun strategi biar ga kehabisan tiket. Jadilah kita ber 10 nobar di Ciputra Simpang Lima.

Orang orang pada ngeliatin, sampe ada yang ngatain “mau pengajian ya” waktu itu berjilbab belum se bebas sekarang. Masih suka di anggap aneh, apalagi berjilbab terus maen ya di bioskop hahaha. Tapi itu dulu….

Balik ke film Petualangan Sherina, itu isinya daging semua. Pengambilan gambarnya bagus, castnya juarak, lokasinya seger, ceritanya khas cerita anak anak. Cocoklah buat kami anak anak yang terjebak dalam tubuh orang dewasa hahahaha.

Lagu lagunya juarak banget, sampe sekarang masih ada di playlist gue doong, masih sering gue dengerin bareng anak anak.

Ada yang nonton film ini juga? Goosshhh 20 tahun yang lalu hahaha, ga usah malu, umur cuma angka hahahahah…..*nyari temen

Mathias Muchus, insiyur pertanian yang terjebak jadi manager di mall, akhirnya pindah ke perkebunan milik Didi Petet (lupa nama perannya siapah ekwkkwkw). Ini awal pertemuan Sherina dengan Sadam.

Smooth banget alurnya, ngga ada bosen bosennya nonton film itu, bahkan sekarang pun kadang suka gue ulang, nonton bareng anak anak.

Ada beberapa point yang gue tangkep dari film ini :

1. Jangan takut dengan tempat yang baru.

MoveOn untuk hidup yang lebih baik. Jleb hahaha.

Ayahnya Sherina mengambil keputusan besar untuk pindah ke Puncak, karena hidup di Jakarta bertentangan dengan idealismenya sebagai seorang Insinyur Pertanian. Ebuseeddd masih insinyur hahaha bukan sarjana.

Hijrah dengan niat dan cara yang benar ternyata membawa berkah untuk semuanya

2. Jangan terlalu benci, nanti jadi cinta

Sadam dan Sherina udah kayak anjing dan kucing, beranteman, ledek ledekan, but in the end mereka menjadi sahabat baik.

Mungkin kalo di beli hak siarnya sama Indosia*r Sherina dan Sadam akan jadi pasangan pengganti sinetron Noktah Merah Perkawinan atau Cinta Fitri wkwkwkkwkwk

3. Setiap perbuatan selalu ada konsekwensinya

Para penjahat yang mau mengambil lagan pertanian ayahnya Sadam, menerima ganjarannya. Disini ada adegan berantem tapi berantem kartun gitu.

Kartunnya bukan yang keluar laser dari tangan atau naek elang ya hahahahha. Adegan actionnya smooth bisa di cerna anak anak kalau itu boongan, masih sadisan pubg sama among us lah wkwkwkkwkw

4. Do not judge the book by its cover

Ini rada membingungkan jelasinnya. Di film itu orang keliatannya baik ternyata jahat mampus, orang yang dikira jahat ternyata bisa jadi sahabat baik dan bisa diandalkan.

Kita kudu asah terus awareness kita biar intuisi tajem. Jadi kita mudah bedain mana bener mana salah. Mana orang baek mana orang toxic.

5. Indonesia bisa ko bikin film bagus

Film ini kalo buat gue pribadi jadi secercah harapan di tengah tandusnya industri film Indonesia. Duh siapa gue ampe ngomong begini hahahahhaha. But honestly itu yang gue rasakan.

Oh iya, film ini juga berkesan buat gue karena ngingetin ama gebetan yang sekarang jadi mantan hahahah. Jaman PDKT, masa promosi memang tiada duanya, menyenangkan hahahaha.

5 Comments

  1. Wah pastes film ini masuk Netflix. Apa hubungannya ya. Tapi seru sih. Gw juga emak terjebak di tubuh orang dewasa. Ahahaa. Nyama nyamain aja.

    Sedang mencoba mengingat nonton film ini sedang di fase kehidupan yang mana. (Maksudnya esde, esempe, apa esema).

    Maklum dori (klo nonton finding nemo pasti paham), btw film tahun berapa ya?.

    Nanya di sini ntar abis komen cari di google. Wkwkwk

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This div height required for enabling the sticky sidebar