Hit enter after type your search item

Mental Health – Motherhood – Lifestyle

dulu ibu begini, sekarang aku begitu…

/
/
/
96 Views

Haiiii beebb, apakabar hari ini? Gimanaaa? Udah sembuh gilanya?

Gue belom wakakakakkaka

Luar biasa banget emang ini tahun 2020. Semua alur hidup kita, bukan kita sih, gue maksudnya beb, ngga bisa juga gue menyamaratakan keadaan semua orang ya, berubah drastis tis tis tis. Bukan begitu beb?

Banyak hal yang terpaksa harus kita lakukan. Hal hal yang dulu tidak mungkin, dalam sekejap semuanya menjadi nyata.

Jadi, dari sejak sebelum menikah, sebelum punya anak, gue punya mimpi untuk mendidik anak anak sendiri. Ini salah satu bentuk luka pengasuhan gue. Mamah dan Appa dulu sibuk bekerja, jadi sehari hari gue mengurus diri sendiri, ditemani nenek dan asisten rumah tangga. Dulu sih sebel mereka sibuk, sekarang gue bersyukur Mamah dan Appa sibuk bekerja, kalo boleh sombong, dengan kondisi itu gue jadi tangguh dan mandiri, terbiasa mengurus segala sesuatu sendiri.

Gue yakin sih, Mamah dan Appa waktu itu sudah melakukan yang terbaik untuk kami anak anaknya. Deep down di hati Mamah, sebagai ibu bekerja merasa bersalah karena harus meninggalkan rumah setiap hari, meninggalkan anak anak dengan pembantu, menyerahkan pendidikannya pada orang lain.

Mamah sering bicara tentang hal ini, betapa beliau berterima kasih, dengan segala keterbatasan yang ada, kami anak anaknya tumbuh dengan baik.

Dari latar belakang ini gue menjadi ambisius beb hahhahaha, jadi pengen melakukan segala hal sendiri, termasuk untuk pendidikan anak anak.

Jadi sejak dulu gue selalu merasa resah dengan pendidikan anak anak, bernafsu untuk mendidikan mereka secara mandiri, Homeschooling! Begitu cita cita mulia gue, wkwkwkwkwk. Sayangnya ketika sudah berkeluarga berbenturan dengan segala hal, terutama perbedaan pendapat dengan ayahnya anak anak, yang seorang ilmuwan totok, yang tentu saja lebih percaya pendidikan formal dibandingkan kehaluan istrinya yang ambisius ga jelas hahahahha.

Walaupun begitu, gue tetep nyari referensi tentang homeschooling, ikut komunitas parenting, untuk mendukung pendidikan formal yang telah kami putuskan untuk anak anak.

Waktu si sulung Bening mau masuk SMP sempet mau maksa untuk homeschooling, gagal..ngga jadi, ternyata anaknya ngga mau sekolah dari rumah, mau berangkat setiap hari, ketemu temen, oke..sekolah formal lagi.

Begitu mau masuk SMA, gue ngajuin lagi proposal ke ayahnya anak anak untuk memilih metode homeschooling untuk si Sulung Bening. Gagal maning, kembali diputuskan untuk sekolah formal yang deket rumah.

Selesai pendaftaran, sudah keterima di sekolah yang dimau….JEDDEERR Allah mengirim covid untuk jadi perantara terkabulnya mimpi gue selama ini. SEKOLAHNYA DI RUMAH. Apakah berakhir Bahagia? Karena keinginan terkabul? Wakakakakakak tentu tydackkk.

Oleeenggg bebbb, dalam sekejap gue harus menadi guru untuk 4 anak dengan tingkat Pendidikan berbeda, bukan sekedar si Sulung Benig. Bulan Kelas 2 SD, Bumi kelas 4 SD, Bintang kelas 6 SD, dan Bening SMA kelas 1. Seminggu pertama masih seneng, merasa terbebas dari keriweuhan rutinitas pagi. Bangun, mandi, siapin sarapan, bekal, bangunin anak anak yang naudzubillah hahahha, persiapan ke sekolah, anter sekolah, ini bisa di skip….bahagiaaaa….berkurang kerjaan.

Awal belajar di rumah, habis subuh masih bisa tidur lagi, sarapan santai, pagi anak anak bisa main dulu, melalukan apa yang mereka suka. Itu seminggu pertama

Minggu minggu berikutnya, bikin gue senewen hahahaha, gilaaa ga bisa kemana mana gaesss. Kudu nongkrongin anak kelas 2 SD belajar, yang planga plongo sama teknologi, bengong menatap nanar ke layar gadget, ga ngerti kudu ngapain, boro boro merangkum apa yang diterangin guru, guru ngomong apa juga dia ngga ngerti hahahhaa.

Belum lagi kakak kakaknya yang juga rewel nanya ini dan itu. Ada satu hal yang sangat mengganggu gue ketika mereka mendadak belajar di rumah, daya juang mereka mendadak luntur. Bentar bentar buuuu, buuu, ibuu, buu ga ngerti, buuu makan, buuu minum, buuu bosan, buuu ga mau ngerjain ini, buu ini jawabannya apa, buuu…buuu..buuu….

Ibu pingsan hahahahha

Ibu ibu semua pasti tau gimana sekar*atnya kita ngatur waktu agar semua berjalan sesuai standar yang kita terapkan. Domestic job, nemenin anak belajar, Cuma 2 hal memang, tapi kalau dijabarkan akan panjaaaanggg daftar kerjaannya beb hahahha, bukan begitu buuuuu?

Jujur, musnaaahh semua keinginan gue untuk homeschooling, hahahahahah, bukan homeschooling seperti ini yang gue mau. Yaah jiwa ngatur gue memang sangat kental hahahha. Semua pengen berjalan sesuai standar dan keinginan gue, makanya gila sendiri karena banyak hal yang tidak sesuai harapan hahahha.

Akhirnya, yang bisa gue lakukan adalah bertahan setiap hari dan hanya focus pada pengembangan karakter dan spiritual anak, yang lain lainnya B ajah kalo kata anak sekarang.

Salam kopi saset ibuuukk, mami, ambu, mamah, umi, umma, jangan lupa untuk memikirkan diri sendiri juga. Sarapan yang banyak, biar kuat….kuat ngadepin kenyataan hahahhah.

 

 

2 Comments

  1. Hahahha,, aku baca sambil ketawa ,, bukan ngetawain mba,, tapi yg di ceritain dalam bentuk humoris walou sebenernya stres homescoling yang tidak sesuai ekspetasi. Keren banget nama anaknya terinspirasi dr Tata Surya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This div height required for enabling the sticky sidebar