CARAMEL MACCHIATO

“Yakin lo mau ikut?”

“Iya” jawabku pendek

“Tapi lo jangan baper ya, besok itu ladies day out, gue mau melakukan apa pun yang gue suka, termasuk kalo itu nyuekin lo seharian” lanjutmu lagi

“Yes mam, no worries, gue juga akan melakukan apa yang gua suka seharian besok” jawabku dengan yakin, seyakin aku pada perasaanku selama ini padamu Na.

Hari masih gelap, dingin menyejukkan, kami sudah melaju di tol arah menuju Bandung. Iya, hari ini aku menawarkan diri menemani Irna ke Bandung, ketemu temen temennya. Dia menolak pada awalnya, dengan alasan aku akan bosan cuma diem ngga ada kegiatan ngeliatin dia ngobrol, makan bareng temennya, atau bahkan cuma dian menyesap kopi tanpa ingin diganggu. Dia masih belum mengerti kalau aku menyukai kegiatan itu, memperhatikanmu sepanjang hari, menemanimu senang, sedih, atau kadang sedikit gila.

Kami mampir ke rest area, membeli secangkir kopi pertama kami pagi ini. Caramel macchiato panas kesukaanmu, dan secangkir capucino panas untukku.

“Makasih” ujarmu sambil menghirup dalam dalam kopimu, dan menghabiskannya dengan segera selagi panas. Aku tau Na, kamu tidak pernah membiarkan kopimu dingin. Kopi panas yang dingin adalah hal menjengkelkan bagimu. Menyesapnya selagi panas bisa membuatmu tersenyum cerah dan lega.

Perlahan kami meninggalkan rest area, kemudian melaju cepat ke arah Kota Kembang.

“Gue janjian sama Tacin dan Nisa di Sari Sari jam 7. Cukup ga waktunya? Atau kita akan telat sampe sana?” Irna menoleh ke arahku

“Cukup, kalo lancar 6.30 kita udah sampe sana” jawabku menenangkan

“Waahh…asik juga ternyata ya bawa supir sendiri, tinggal duduk manis dan sampe tepat waktu hahahah, tengkyu Di” sahutmu sambil tertawa renyah

Aku tersenyum sambil sekilas melihat ke arah mu, “kalau mau tidur lagi silahkan bu, saya bangunkan setelah kita sampai” gurauku.

“Ngga ah, sebentar lagi sunrise, dan gue pengen ngobrol banyak sama lo pagi ini” jawabmu ringan, membuat jantungku berdetak lebih kencang dan tanpa sadar aku tersenyum lebar mendengarnya. Aku sampe bingung menentukan mana yang membuat dada ini terasa hangat, kopi kah atau ucapanmu barusan.

Udara pagi yang bersih, sunrise, adalah hal kedua yang bisa membuatmu diam dan tersenyum damai.

Cahaya kuning terang mulai menghiasi langit, seperti senyum yang mulai menghiasi wajahnya. Perjalanan kami sejauh ini lancar dan mendebarkan. Terima kasih Tuhan

Tepat seperti perkiraanku, setengah tujuh kami sudah sampai di Sari Sari. Tempat ini selalu ramai dari mulai buka sampai tutup. Beruntung Tacin dan Nisa sudah datang lebih dulu dan mendapatkan tempat duduk yang nyaman untuk mereka ngobrol.

“Gue di kursi sana Na, have fun” ujarku segera setelah tiba, memisahkan diri mencari tempat duduk di meja sebrang mereka.

“Oke, thankyou Di” balasmu

Aku masukkan kunci mobil ke tas, dan meletakkannya di atas meja. Irna sedang berkeliling memilih makanan. Sari sari memang terkenal dengan makanan tradisional yang beraneka ragam, harga yang affordable dan semuanya enak. Hmmm aku yakin Irna akan mengambil choipan, pepes telur asin. Aku intip sekilas bakinya, tadaaa betul tebakanku. Senyumku melebar merasa bisa mengenalnya dengan baik.

Aku kembali ke meja setelah mencuciΒ  tangan dan membasuh mukaku. Segat rasanya. Sepiring kue jungkong dan teh panas tawar ada disana. “Makan” serumu tanpa suara sambil menyorongkan sendok ke mulut. Aku hanya mengangguk pendek.Β  Ya Tuhan, terima kasih, dia masih ingat aku suka ini.

Aku makan dengan tenang, menutup telingaku rapat rapat, berusaha sepi ditengah keramaian. Di sebrang meja aku lihat Nisa sudah mulai berurai air mata, sementara Tacin dan kamu mendengarkan dengan seksama.

Pertemanan dan pertemuan kalian kali ini pasti sangat berarti, saling mendengarkan, menangis, tertawa bareng, saling ejek, jujur brutal satu sama lain. Me Time yang berkualitas, begitu kamu menyebutnya.

Bandung hari ini bersahabat sekali, hujan gerimis, dingin menyegarkan, lalu lintas juga tidak terlalu padat, mungkin karena orang orang saat ini lebih suka di rumah saja. Hari ini aku leluasa melihatmu lebih dekat.

“Makasih Di, rasanya hari ini lengkap banget. Cukup amunisi gue buat ngadepin hari hari besok” ujarmu diperjalanan pulang.

Aahh hari terasa pendek sekali.

10 Thoughts to “CARAMEL MACCHIATO”

  1. Ya ampunn ini uwu banget ceritanya mak….ngikutin dari kemarin. Tema kebahagian juga tergambar, misalnya minum kopi atau menikmati sunrise….duhh penasaran ama cerita besok tentang kenangann….gak sabar dehh…

    1. kalo ngga ikutan event 30 hari menulis cerita bareng kubbu, ga bakalan bisa maksain bikin beginian kayaknya gue beb hahahhaha

  2. Jadi, 5 hal yang membuat Andi bahagia salah satunya adalah senyum Irna ya. πŸ™ƒπŸ™ƒ

    1. ya ampun kooohhh, juarak, bisa baca yang ga tertulis ya hahhahahahah

  3. Lima hal yang membuat Andi Bahagia

    1. Penghargaan yang diberikan Irna melalui ucapan terima kasih
    2. Membelikan Irna Macchiato
    3. Mendapat perhatian dari Irna karena masih ingat makanan kesukaannya
    4. Bisa berintaksi dengan Irna sambil memandang sunrise
    5. Mengamati kegiatan Irna dan berhasil menebak bakinya. Menghargai diri sendiri karena berhasil mengenal irna dengan baik.

    1. hahahahahaah, tambah satuuu….ngeliat irna tersenyum

  4. Ya ampuun aku pengen jadi Irna tapiiii pasti Irna jg pernah ngalamin hal gak enak dulu sebelum ada kejadian ini. Gak jadiii deh hahahahahahaha

  5. RENI CHAIRANI

    Keren Ceu….ini real Andi kah or fiction ? I hope its reaaaallllll 😘😘😘😘😘

    1. woooiiii ada penulis beneraaann hahahahahha

  6. Terlalu manis ceritanya kakk 😊

Leave a Comment